Di
tanah Kalimantan sangat terkenal akan keilmuan racun / wisa baik itu yg
dipelajari secara kharfiah ataupun yg dipelajari secara keilmuan
khusus
..
Secara kharfiah biasanya racun2 tsb (kayas)
memang dibuat khusus untuk membunuh / melumpuhkan secara langsung
misalnya dioleskan pada taji, pedang, mata tombak, dll.. yang mana
banyak digunakan untuk berburu hama2 hutan seperti babi hutan, biawak,
dll.. Wisa seperti ini ada berbagai tingkatan lagi ada yg kadarnya
rendah, efek dalam jangka panjang baru timbul reaksi sampai yg bisa
langsung membunuh hanya dalam hitungan menit. Kadangkala Media untuk
jenis wisa buatan ini sebenarnya tidak selalu digunakan pada benda
tajam, tapi bisa di oleskan pada baju, celana, bekas telapak kaki, dll
.. Untuk efek yg paling ringan adalah bisa menimbulkan rasa gatal yg
hebat disekujur kulitnya dan kalau tidak lekas diberikan penawarnya akan
sampai melepuh dan terkelupas kulit2nya..
Sedangkan
secara keilmuan ini beragam lagi jenis, tata cara, fungsi, dll.. Salah
satu yg sering terdengar di tanah banjar adalah sering jatuh korban pada
bulan2 tertentu terutama pada bulan safar (kalender hijriyah). Biasanya
racun / wisa tsb adalah sebagai tumbal dari sang empunya keilmuan untuk
penglaris / pesugihan ataupun penjaga'an (tetapi ada juga keilmuan2 tsb
yg didapat secara turun temurun dan ada juga Pada beberapa suku yg
Menggunakan Media (biasa Minyak2 khusus) untuk Menjaga Lumbung padinya
dari pencurian, kebakaran, gangguan hama, dll..). Maka berhati2lah
apabila makan dan minum baik itu diwarung2 / kedai rumah makan ataupun
dirumah seseorang yg menguasai keilmuan tsb terutama pada bulan2 safar.
Karena pada bulan safar kebanyakan wisa / racun harus ditumbalkan
karena kalau tidak, maka dirinya sendiri atau ada anggota keluarganya
yang akan terkena dari wisa / racun sebagai sumpah dan tumbal dari
keilmuanya tsb. Sedangkan Untuk jenis Wisa kiriman / teluh / santet /
sanggah itu sekarang sudah sangat jarang terdengar lg jatuh korban
terkena teluh sangga wisa..
Wisa ada juga yg datanganya
dari alam baik itu melalui perantara air yg mengalir ataupun melalui
udara yg kita hirup. Hal ini sering terjadi pada para penambang2 baik
itu emas atau intan didaerah2 pedalaman / terpencil. Orang2 yg terkena
wisa seperti ini untuk orang2 banjar sering disebut penyakit kuning dan
ini tidak jarang juga sampai membawa kepada kematian bagi si penderita
apabila terlambat untuk di obati.
Ada beberapa cara
sederhana untuk me minimalisasi kan apabila dalam sebuah sajian makanan /
minuman yg terdapat wisa dari keilmuan sebagai tumbal..
1. Usahakan selalu ingat dan berdo’a Min baca : Bismillah.. setiap akan memulai makan / minum.
2.
Ada satu kepercaya’an untuk meghindari terkena effect langsung dari
wisa yaitu dengan menyambut dengan tangan kiri baru kemudian di sambut
tangan kanan setiap kita menerima / mengambil gelas / piring dari orang
tsb.
3. Usahakan setiap makan dan minum tidak selalu dihabiskan
sampai habis makanan / air nya (biasakan ada ditinggal sedikit setiap
makanan / minuman dalam piring / gelas sebagai isyarat tubuh penolak
dari wisa tsb).
4. Menggunakan piranti2 penolak wisa ditubuh seperti kayu bahar, kayu kartubi, minyak bumi, dll..
5. Membaca do’a2 khusus untuk penawar wisa, seperti : “BISMILLAHILLADZI LAA YA DHURRU MA’ASMIHI SYAI UM FIL ARDHI WALAA FISSAMAA’I YAA HAYYU YAA QOYYUM” (3x) usahakan membacanya tidak bernafas (cukup dalam hati).
Insya
ALLAH Apabila do’a tsb dibaca pada makanan / minuman yg ada wisa untuk
tumbal, maka akan menjadi tawarlah semuanya dan tak jarang kami menemui
gelas yg pecah sendiri setelah kami baca do’a tsb sambil menutup dengan
telapak tangan diatas gelas tsb..
Semoga catatan kecil ini
bisa semakin menambah wawasan dan semakin menambah kewaspada’an kita.
Dan juga semoga kita semua akan selalu terpelihara dan dijauhkan dari
semua hal2 yg tidak di inginkan apalagi sampai menjadi korban..
Minta Ma'af, ridho dan halal apabila hal ini menjadi tidak berkenan kepada semua..Barokallah..
Wassalam..
LMU PENAWAR RACUN DALAM MAKANAN DAN MINUMAN
Rabu, 23 Oktober 2013 on
Tidak ada komentar:
Posting Komentar